Bantul – Kamis, 13 Juli 2023, sejumlah 5 siswa MA Unggulan Al-Imdad mengikuti kegiatan awal dari rangkaian aktivitas Workshop Film Fiksi Bantul 2023 di Hotel Ross In, Bantul. Program kolaborasi antara Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul (Kundha Kabudayan) dan Paguyupan Sineas Bantul berlangsung dari tanggal 13 Juli 2023 dan berakhir pada 13 September 2023 dengan ditandai pemberian penghargaan bagi film-film terbaik. Workshop selama satu hari tersebut menghadirkan tiga narasumber yakni Tedi Kusyairi, Agung Lilik Prasetya, dan Lina Rohmawati serta para instruktur yang akan mendampingi 12 kelompok peserta Workshop Film Fiksi Bantul tahun 2023. Para peserta dari MA Unggulan Al-Imdad yang turut dalam workshop tersebut adalah Evi Asti Aisyah, Nur Anisa, M. Sholeh, M Afifudin Kholilur Rohman dan Azka  Hilma El-Waka. Mereka akan mengangkat tema tentang tradisi rewang dalam persiapan upacara  “wiwitan”.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul yang sekaligus membuka workshop tersebut menyampaikan tentang alasan diselenggarakan workshop ini, “Anak muda itu senang dengan kamera dan bermedsos. Kesenangan mereka kita pertemukan dengan para tokoh ahli di dunia perfilman. Dengan begitu, mereka bsia meningkatkan kreasinya lewat film. Workshop ini memberikan pengetahuan dan skill kepada mereka,” terangnya.

Terkait workshop yang diikuti oleh siswa-siswinya, Kepala Sekolah MA Unggulan Al-Imdad, K.H. Ahmad Murod menyampaikan tanggapannya, “Untuk siswa-siswi MA Unggulan Al-Imdad yang mempunyai bakat dalam dunia perfilman, kita dorong untuk mengembangkan bakatnya agar nantinya bakat mereka menjadi terarah kepada bakat Yang profesional,” harapnya.

Kegiatan ini diapresiasi dan didukung oleh Waka Kesiswaan MA Unggulan Al-Imdad yang menyampaikan, Yayuk Afidah, S.Pd.I., M.Pd menyamapikan, “Kami sangat mengapresiasi para siswa atau siswi yang ikut serta dalam kegiatan workshop film ini. Karena di tangan anak-anak muda inilah akan tercipta sebuah karya yang membanggakan. Disamping itu, kegiatan ini dapat menumbuhkan minat dan keterampilan sinematografi dikalangan siswa dan siswi,” terangnya.

Ditemui di lokasi workshop, Tedi Kusyairi, narasumber yang juga pendiri Paguyupan Sineas Bantul juga contenct creator kanal You Tube “Bang Tedy Way”, “Mancing Way”, “Suara Pemuda Jogja”,”tom’s way”, “Cerita Seroja”, dan “Jogja Jateng Channel” ini menuturkan kepada Tim Media Al-Imdad, “Pertama, terima kasih Dinas Kebudayaan Bantul yang telah dari tahun 2017 telah menerima ide-ide dari kami untuk membuat workshop film ini sebagai  transfer knowledge dari pelaku sinema kepada generasi muda Bantul. Kalau bicara komunitas, kita juga punya Desa Sinema, yang sudah bisa disebut  (tertata) di Dusun Polaman, Triwidadi, Pajangan, Bantul dan beberapa dusun lain. Ide Desa Sinema ini diwujudkan dengan beberapa kegiatan workshop film di tingkat karang taruna, kalangan pelajar dan mahasiswa. Selain itu, ide itu didorong melalui workshop menulis lakon di Selasa Sastra, dan workshop akting. Di kalangan pelajar dan mahasiswa juga telah terbentuk wadah bagi para sineas pelajar dan juga mahasiswa. Harapannya suatu saat ada karya layar lebar asli produk Bantul,” terangnya, “Workshop semacam ini sudah diadakan sejak beberapa tahun silam dan hasil karya peserta yang bagus kita ikutkan kompetisi ke tingkat nasional. Salah satu karya yang lahir dari workshop sebelum-sebelumnya dan menjadi juara ditingkat nasional yakni film dokumenter nasional “Wayang Beber” dari SMA N 1 Bantul. Ada juga film “Tilik”, film “Maghrib” dan film “Loz Jogjakartoz” yang merupakan film-film yang sangat bagus dan mungkin menginspirasi film-film lain di belakangnya,” ungkap tokoh perfilman yang akrab dipanggil Bang Tedy ini.

Sementara itu, narasumber Agung Lilik Prasetya, content creator You Tube yang membuat platform edukasi jualan online dengan nama kanal “JEJUAL” dan memiliki subscriber lebih dari satu juta subscriber, ketika ditanya tentang tantangan yang dihadapi dalam mendampingi produksi film dalam kegiatan ini menjawab, “Biasanya tentang masalah kepekaan peserta dalam mengambil tema. Seringnya mengambil tema dengan sesuatu yang jauh dari dirinya, padahal di rumah sendiri banyak hal menarik yang diangkat dan unik. Biasanya peserta itu berkiblat ke Holywood, mengangkat yang jauh-jauh padahal banyak hal yang humanis yang ada di sekitar kita seperti yang akan diangkat dalam draft naskah skenario oleh Tim Film Al-Imdad ini, tentang rewang, itu menarik. Film-film Indonesia yang berhasil menembus dunia internasional justru film-film yang memuat tentang kearifan lokal, lokalitas banget,” jelasnya.

Ditanya tentang komentarnya dalam workshop film ini, Bakti Saputra, Ketua Paguyuban Sineas Bantul, menyatakan, ”Sekarang ini kan dunianya serba video, Tik Tok, IG ketika dikawinkan dengan tema kebudayaan itu kan sesuatu yang menarik dan baru ya bagi anak-anak.”

Di akhir wawancara, Agung Lilik Prasetya berharap, “Anak-anak bisa mengajukan proposal film ke PSB atau Dinas Kebudayaan Bantul. Kami bisa akurasi dan support proposal tersebut.”

Bang Tedy Way juga turut menyampaikan harapannya di akhir wawancara, “Kalau beberapa SMA di Bantul itu sudah punya Cine Club ya, SMA N 2 Bantul sudah punya Cine Club, SMA N 1 Dlingo juga sudah punya, SMA N 1 Sanden punya, Pundong juga punya, yang SMK punya multi media. Yang menarik itu dari Pondok Pesantren itu belum ada pondok pesantren multi media untuk sinematografi yang jadi rujukan atau tempat studi banding, nah konsepsi itu perlu dan bisa di unggah di Tik Tok. Al-Imdad bisa mengisi hal itu sebagaimana konsep baru kami tentang Kampung Sinema di Bantul,” harapnya.

 

Kontributor : Mar’atul Uliyah, S.S.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *