Sabtu, 21 Januari 2023
Guna meningkatkan pemahaman dan pengetahuan segenap stake-holder madrasah terkait Kurikulum Merdeka yang telah diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, pada 11 Februari tahun lalu, MA Unggulan Al-Imdad Bantul melaksanakan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka pagi hingga siang tadi (21/1) di gedung baru madrasah.
Dalam sambutannya, Kepala Madrasah, H. Ahmad Murod, S.Ag., menyampaikan bahwa, “Madrasah sengaja mengundang para ahli di bidang Kurikulum Merdeka untuk mengisi sosialisasi ini agar Bapak dan Ibu Guru bisa mendapatkan pemahaman yang komprehensif terkait dengan Kurikulum Merdeka.”
Hadir sebagai narasumber kegiatan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka di MA Unggulan Al-Imdad Bantul adalah Hj. Anita Isdarmini, S.Pd., M.Hum., (Sub Koordinator Kurikulum dan Kesiswaan Kanwil Kemenag DIY), Heni Prilantari, M.Pd., (Pengawas Madrasah Kemenag Bantul) dan Palupi Sri Wijayanti, M.Pd. (Dosen UIN Suka dan Praktisi Kurikulum Merdeka).
Sosialisasi Implementasi ini terbagi dalam tiga sesi. Narasumber pertama yakni Hj. Anita Isdarmini, S.Pd., M.Hum. yang mengupas dari sudut pandang tentang Perubahan Mindset Menuju Kurikulum Merdeka. Menurutnya, “Kurikulum Merdeka ini bukan kurikulum yang tiba-tiba ada dan mengganti begitu saja kurikulum sebelumnya. Sebaliknya, kurikulum ini bertumbuh dari kurikulum yang telah ada sebelumnya yakni kurikulum 2013 dan KTSP.”
Anita kemudian banyak memberikan pemahaman akan perbedaan dan kesamaan dalam berbagai aspek antara Kurikulum Merdeka dengan kurikulum yang berlaku sebelumnya. Lebih spesifik lagi, beliau juga menambahkan tentang sikap dan posisi Departemen Agama dalam implementasi Kurikulum Merdeka yang berinduk dari Kemendikbudristek ini karena adanya karakteristik khusus bagi pendidikan madrasah.
“Kurikulum Merdeka ini sejatinya cocok dengan karakter pesantren,” pungkas Anita yang juga pernah menjadi pengajar pelajaran Bahasa Indonesia di MA Unggulan Al-Imdad ini.
Selanjutnya, narasumber kedua, Palupi Sri Wijayanti, M.Pd., mengupas tuntas materi tentang Pengembangan Modul Ajar. Dalam pemaparannya, Palupi menjelaskan arti penting modul ajar sebagai salah satu perangkat ajar.
“Sama seperti RPP yang memuat rencana pembelajaran di kelas,” jelas Palupi. “Hanya saja, modul ajar memiliki komponen yang jauh lebih lengkap.”
“Mengembangkan modul ajar bagi guru akan memberikan manfaat yaitu dapat memandu guru dalam mengelola pembelajaran bagi siswa,” ujar Palupi. “Sehingga, guru bisa dengan mudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perancangan konsep bahwa guru adalah fasilitator, dan pembelajaran menjadi student-centered, berdasarkan kemerdekaan siswa, terkait dengan bakat, minat dan bahkan kemampuan.”
Selain itu, Palupi juga menambahkan bahwa, dengan mengembangkan modul ajar yang baik, guru juga akan memperoleh kemerdekaan dalam mengembangkan materi yang akan disampaikan kepada para siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Di sesi terakhir, Heni Prilantari, M.Pd. yang menjadi narasumber pamungkas, me-review materi-materi sebelumnya dan memberikan latihan secara langsung melalui blangko analisis Capaian Pembelajaran kepada para peserta. Heni juga menyampaikan pengalaman-pengalaman beliau selama menjadi pembimbing implemetasi Kurikulum Merdeka di beberapa madrasah di DIY.
Dalam sesi terakhir ini, semua peserta terlibat secara aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Ibu Heni yang, sejak beberapa hari sebelum acara ini dilaksanakan, telah membagikan blangko tersebut kepada madrasah untuk disebarkan kepada para peserta.
Penulis Berita : Mar’atul Uliyah, S.S. & M. Yusuf