Bantul – Pada kesempatan kali ini pada hari Sabtu (8/04), Tim Redaksi Majalah Al-Imdad berkesempatan untuk mewawancarai salah satu sosok siswi yang berprestasi baik di bidang akademik dan nonakademik. Dia memiliki nama panjang Fatimah Azzahra atau yang kerap disapa dengan nama Fatim. Fatim lahir di Kulon Progo, 10 Agustus 2004 dari pasangan Bapak Sumardiyanto dan Ibu Sumartiningsih. Orangtua merupakan sumber kasih sayang dan kebanggaan buat Fatim, itulah sebabnya salah satu motivasinya untuk mengikuti berbagai ajang kompetisi perlombaan yakni keinginannya untuk membanggakan orang tua juga bermanfaat bagi sesama.
Pemilik wajah kalem dan manis ini sudah berprestasi sejak masih menjadi siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Falah, Pandak yang merupakan lembaga pendidikan dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Al-Imdad di jenjang sekolah menengah pertama (sederajat MTs). Ketika melanjutkan pendidikannya di MA Unggulan Al-Imdad, ia tetap konsisten mengharumkan almamaternya (MA Unggulan Al-Imdad) lewat berbagai prestasi yang diraihnya di berbagai juara dalam perlombaan tingkat kabupaten hingga tingkat nasional. Beberapa prestasinya yakni Juara 2 Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Nasional tahun 2021; Juara Harapan 2 KSM tingkat Kabupaten bidang Kimia tahun 2021; memperoleh Medali Perunggu tingkat Nasional dalam ajang Prisma Science Competition bidang Kimia pada tahun 2022; dan Juara Harapan III Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Nasional tahun 2023 Cabang Balaghah. Fatimah memang sosok yang rajin mengisi waktunya dengan belajar dan mengikuti ajang-ajang perlombaan seperti Olimpiade Pancasila, KSM IPA, lomba koperasi, dan masih banyak lagi.
Managemen Waktu Seorang Santri Berprestasi
Menjadi seorang santriwati dan juga siswi madrasah aliyah (MA) yang berprestasi mendorongnya untuk ahli dalam hal membagi waktu. Kewajiban sebagai seorang santri atau santriwati adalah mengaji ‘mengaji’ sedari pagi hingga menjelang tidur. Sementara itu, kewajiban seorang siswi MA adalah belajar ilmu-ilmu umum. Hal ini membuatnya harus disiplin untuk tetap memenuhi kewajibannya sebagai seorang santri, yakni mengaji, juga belajar sebaik mungkin dengan mengandalkan waktu senggangnya ditengah sibuknya ia menimba ilmu di Ponpes Al Imdad. Ya, waktu senggangnya ternyata digunakan belajar.
Ia tak mau membuang buang waktu luangnya dengan hal yang kurang bermanfaat maka Fatim memutuskan untuk mengikuti Pengembangan Potensi Santri (PPS) yang merupakan bagian dari program madrasah dan pesantren. PPS menjadi wadah bagi para siswa atau siswi Al-Imdad untuk mengasah bakat atau potensi diri mereka.
Fatimah mulai rutin mengikuti PPS kimia sejak awal kelas XI semester gasal hingga kelas XII semester gasal. Namun dipertengahan semester itu Fatimah dipindahkan pada PPS Matematika.
Tips Atasi Insecure dan Gaya Belajar Efektif
Fatimah juga sosok siswi seperti kebanyakan siswi lainnya. Kerap kali ia juga merasa insecure atau tidak percaya diri. Namun ia mampu menepisnya dengan sebuah pemikiran positif, “Nggak apa-apa malu, tapi sebisa mungkin harus diusahain untuk pede aja dari pada waktu maju masih malu, terus itu membuat hasilnya kurang bagus dan pada akhirnya cuma malu-maluin kan percuma. Toh orang-orang di sana juga nggak sepenuhnya ingat sama kita, ingat sama apa yang kita lakuin di sana, kecuali kalau mereka punya rasa kagum atau terkesan,” begitulah tips yang ia tuturkan kepada Reporter Majalah Al-Imdad.
Setiap siswa pasti ingin memperoleh nilai yang maksimal dari belajarnya. Untuk itu, setiap siswa mencoba mencari gaya belajar yang pas untuk dirinya dan juga mendapatkan hasil atau ingatan yang maksimal dari materi yang dipelajarinya. Fatim membagikan tips kepada para pembaca tentang bagaimana gaya belajarnya yang mengantarkan dia menjasi siswi berprestasi di bidang akademik dan nonakademik, begini tuturmya, “Untuk tips belajar dari aku, caranya dibaca-baca dulu baru kemudian dipahami dan selanjutnya dihafalkan. Untuk bagian yang gak paham bisa ditandai supaya nanti bisa ditanyakan ke guru atau mencari di buku atau sumber belajar lainnya. Sementara untuk tips menghafalnya, biasanya aku buat singkatan-singkatan dari nama depannya atau jembatan keledai,” tuturnya ketika diwawancarai.
Reporter : Rizki Indah Mawar (kelas 11) dan Syaldiena Zuhrufa’ Ainan (kelas 11)
Penulis berita : Rizki Indah Mawar (kelas 11)
Editor : Mar’atul Uliyah, S.S.