(Bantul – MAU AL IMDAD) – MA Unggulan Al Imdad menggelar Uji Publik Kurikulum MA Unggulan Al Imdad Tahun Ajaran 2025/2026 yang dihadiri sejumlah stakeholder pendidikan, K.H. Ahmad Murod, S.Ag. (Kepala MA Unggulan Al Imdad), Dr. K.H. Habib Abdus Syakur, M.Ag. (Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Al Imdad), Anita Isdarmini, S.Pd., M.Hum. (JFT Pengembang Teknologi Pembelajaran), Heni Prilantari, M.Pd. (Pengawas MA Unggulan Al Imdad), Palupi Sriwijayanti, M.Pd. (Praktisi Pendidikan), Puji Astuti, S.Pd. (Waka Kurikulum MA Unggulan Al Imdad), Rokhman Hakim Al Kholili (Komite MA Unggulan Al Imdad), Aris Susilo, S.T. (wali siswa), para tenaga pendidik, tenaga nonkependidikan, dan perwakilan siswa. Acara uji publik diselenggarakan pada Kamis (11/9) di Kompleks Pondok Pesantren Al Imdad II, Kedung, Guwosari, Pajangan, Bantul.
Dalam sambutannya, kepala madrasah MA Unggulan Al Imdad, K.H. Ahmad Murod, S.Ag., menyampaikan harapan dan komitmen madrasah dalam mengantarkan siswa-siswanya berprestasi di bidang yang diminati.
Selanjutnya, K.H. Habib Abdus Syakur, M.Ag. selaku Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Al Imdad menyampaikan tiga (3) poin penting yakni: pertama, terkait pentingnya peran guru dalam penanaman pendidikan karakter kepada siswa dengan memberi tauladan secara langsung, selalu sabar dan selalu istiqomah dalam memberi tauladan; kedua, prestasi santri; dan ketiga, terkait kesehatan santri.
“Jangan berharap sikap tauladan yang dicontohkan guru akan langsung sukses atau membuahkan hasil di saat itu juga. Tetapi ini adalah sebuah proses yang butuh terus-menerus untuk dicontohkan kepada siswa,” pesan K.H. Habib Abdus Syakur, M.Ag.
Dalam hal prestasi santri, Pondok Pesantren Al Imdad memiliki Program PPS (Peningkatan Potensi Santri). “PPS tidak sekedar ekstrakulikuler, yang selama ini kata ‘ekstrakulikuler’ dianggap sebagai ekstra atau di luar. Tetapi PPS menganggap bahwa Peningkatan Potensi Santri itu bagian yang ‘penting’. Harus ada ukuran jelas. Kurikulum PPS harus selalu dilihat. Sudah sampai apa? Materinya bagaimana? Target, teori, dan lain-lain. Jadi PPS tidak sekedar presensi kehadiran tetapi perlu ada ukurannya. Jangan asal waton mlaku,” pesan K.H. Habib Abdus Syakur, M.Ag.
Terkait dengan kesehatan santri, K.H. Habib Abdus Syakur, M.Ag. menyampaikan bahwa ketika banyak anak santri yang izin karena sakit maka mereka tidak bisa belajar dengan baik. “Mengatasi persoalan kesehatan santri maka jangan berpikir ‘hilir’-nya tetapi berpikir ‘hulu’-nya. Tidak memikirkan akan takzir apa yang akan dikenakan guru (hilir) tetapi berpikir bagaimana cara agar anak tidak melakukan hal ini (izin tidak masuk sekolah karena sakit) atau bisa disebut sebagai tindakan preventif, apa yang bisa dilakukan agar hal ini tidak sering terjadi. Berpikir tentang cara pencegahan adalah pola berpikir ‘hulu’,” terang K.H. Habib Abdus Syakur, M.Ag.
Narasumber selanjutnya, Anita Isdarmini, S.Pd., M.Hum. dari JFT Pengembang Teknologi Pembelajaran mengapresiasi kinerja tim pengembang kurikulum yang dinilai sudah sangat bagus luar biasa dalam menyajikan dokumen uji publik. Anita juga memberikan penegasan agar penyajian data uji publik antara ‘program’ dan ‘kebiasaan / budaya’ lebih dibedakan atau dipertajam lagi. Terkait dengan kesiapan sekolah menghadapi TKA (Tes Kemampuan Akademik), Anita memberikan contoh inspirasi dari kesiapan Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang dipimpin oleh Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, MA., sebagai sekolah yang sukses mengantarkan para siswanya untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi negeri dan luar negeri.
Sementara itu, narasumber Heni Prilantari, M.Pd. menggarisbawahi rekomendasi dari forum uji publik kali ini, yakni perlunya guru mengimplementasikan sekian rekomendasi forum dalam rangka pembentukan karakter siswa baik melalui ekstrakurikuler, intrakurikuler, dan kokurikuler. Heni juga menekankan prinsip pembelajaran pendekatan Deep Learning untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran yang meliputi meaningfull learning, joyfull learning, dan mindfull learning. Selain itu, Heni Prilantari, M.Pd. juga memperdalam kembali tentang tiga (3) tahap pengalaman belajar yang meliputi : Memahami, Mengaplikasi, dan Merefleksi.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum MA Unggulan Al Imdad, Puji Astuti, S.Pd. memaparkan salah satu misi MA Unggulan Al Imdad yakni menghantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri dengan keterampilan maupun keilmuan umum dan keislaman di berbagai bidang. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dirancang 5 program unggulan yang meliputi : tahfidzul qur’an, baca kitab kuning, muhadatsah (bahasa Arab), conversation (bahasa Inggris), dan jurnalistik atau karya tulis.
Narasumber Palupi Sriwijayanti, M.Pd. juga memberikan apresiasi dan masukan terkait pentingnya menampilkan karakteristik santri yang berasal dari berbagai daerah di dalam data dokumen uji publik. Keragaman latar belakang santri dan orang tua santri bisa menjadi modal sumber daya yang sangat bagus bagi MA Unggulan Al Imdad.
Penulis berita : Mar’atul Uliyah, S.S.