Aku terpesona padanya
Dia datang menyiratkan semburat luka
Tidak merintih, tidak pula bersuara
Menghembus begitu saja, hampa
Tanpa tendensi fatamorgana
Matanya tajam menyerang asa
Menghunus sebilah petunjuk rasa
Mencerna setiap lekuk harap karsa
Membulatkan tekad memanjangkan lusa
Demi rakyat di seluruh penjuru harapannya
Beberapa kali dia berjalan terseok
Bahkan terjerembab pada luka yang sama
Tertatih menggugurkan perih
Terpojok pada kebijakan dunia
Terlindas disparitas di segala lininya
Langitnya sempat memerah tanpa asa
Asap dan gas air mata menguar berjelaga
Beton-beton menghitam penuh nestapa
Menyaksikan betapa banyak tangan hina
Menjajakan sumpah pada derita
Berkali-kali dia menghardik mereka
Yang menggugurkan para pemuda
Dia kokohkan mimpi rakyatnya
Menghentakkan jiwa korsa patria
Demi sesuap nasi dan masa depan bangsa
Dengan rasa sakit dia mengais
Mencari letak keadilan yang teriris
Jeritan kesengsaraan harusnya didengarkan
Masih adakah sedikit cahaya di hati para pemegang tahta
Bagaimana bisa kau renggut harapan kami tanpa tapi
Cukup
Hentikanlah
Kita adalah bangsa yang kaya
Bukan lagi deretan bangunan tua tanpa suara
Buanglah sengaumu yang tanpa makna
Bangkitlah
Berdayalah
Kita Indonesia
Tanah surga di garis khatulistiwa