
لااُقعد الجبن عن الهيجاء # ولو تولت زمر الأعداد
(MA Unggulan Al-Imdad – Bantul) “Tidak akan kutenggelamkan rasa takut dari pertempuran, meskipun pasukan musuh berdatangan dalam jumlah besar.” Kalimat di atas menjadi tema haflah akhirusannah Pondok Pesantren Al-Imdad yang berlangsung pada Sabtu (14/06) di lokasi Ponpes Al Imdad Kompleks II, Guwosari, Pajangan, Bantul atau bertepatandengan 18 Dzulhijjah 1446 H. Kalimat yang sarat dengan makna dan sangat berkesan. Tema tersebut menegaskan bahwa dalam suatu usaha harus memiliki keberanian yang tinggi walaupun ada cobaan yang sangat berat seperti adagium yang berbunyi “bagaikan dalam suatu peperangan yang banyak pertumbuhan darahnya”.
“Akhirusannah para santri ini merupakan hal yang luar biasa karena hal seperti ini sangat sulit ditemukan di luar pondok pesantren,” ujar KH. Nilzam Yahya dari Pondok Pesantren Ali Maksum, Krapyak saat mengisi mauidloh hasanah di acara akhirusannah kali ini. Acara seperti ini terus dikembangkan setiap tahunnya untuk membangun pribadi para santri berjiwa SANTRI SALIH.
Akhirusannah merupakan kegiatan rutin Pondok Pesantren AL-IMDAD yang menyajikan penampilan para santri yang telah mengkhatamkan hafalan kitab-kitab kuning Kitab-kitab yang dihafalkan diantaranya Ngudi Susilo karya KH. Bisri Mustofa, A’qidatul Awam karya Syekh Ahmad Marzuki Al-Maliki, Jurumiyah karya Syekh Son Haji Ibnu Aljurumi, Imriti karya Syekh Syafaruddin Yahya Al-Imriti, Alfiyah Ibnu Malik karya Syekh Muhammad Jamaluddin Ibnu Malik.
“Tentu saja, kesan saya pada event akhirussanah ini, sangat senang dikarenakan ini sebuah momentum bahagia bagi peserta yang telah mencapai pencapain mereka masing-masing. Event ini menjadi ajang “pembuktian” atas apa yang mereka selama ini usahakan. Tentunya bagi diri saya sendiri, ini menjadi momentum yang sangat-sangat berkesan karena ini mungkin menjadi event terakhir bagi saya karena saya telah lulus dari madrasah dan saya sangat bersyukur atas apa yang telah saya usahakan selama ini bisa mendapatkan semacam “penghargaan” yang itu menjadi sangat penting bagi saya dan mungkin bagi peserta yang lain,” ujar Ahmad Muntoha Zalatil Ardi, salah satu santri yang mengikuti akhirusannah Alfiyah Ibnu Malik 1002 bait.
Reporter dan Penulis Berita : Ahmad Naja Alhasni