(Bantul – MAU Al-Imdad). Gema Maulid Diba’ di Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Pondok Pesantren Al Imdad Kompleks Putri, Kauman, Wijirejo, Pandak,Bantul terdengar begitu hikmat pada Jum’at (5/9). Pengajian yang diikuti oleh seluruh santri putra dan santri putri beserta pada guru MTs Al Falaah dan MA Unggulan Al Imdad, pengurus pondok pesantren, dan seluruh dzuriyah Pondok Pesantren Al Imdad. Peringatan Maulid nabi kali ini menghadirkan K.H. Muhammad Nilzam Yahya untuk memberikan tausiah kepada seluruh jamaah setelah usai pembacaan Diba’ dan doa.
Dalam tausiahnya, K.H. Muhammad Nilzam Yahya menyampaikan, “Kita adalah bestie Nabi Muhammad Saw. Kita ini umat akhir zaman yang sangat dirindukan dan dicintai Nabi. Nabi itu sangat mencintai kita maka sudah seharusnya kita juga membalas cinta Nabi Muhammad agar cinta itu tidak bertepuk sebelah tangan,” terang K.H. Nilzam Yahya, “kita semua harus bergembira dengan bulan kelahiran nabi,” nasehat beliau.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad berkata di depan para sahabatnya bahwa nabi sangat rindu berjumpa dengan teman, bestie atau saudara-saudaranya. Sahabat pun bertanya bahwa bukankah mereka (para sahabat) adalah bestie Nabi? Nabi menjelaskan bahwa orang-orang yang kini duduk bersamanya adalah sahabatnya, sementara bestie yang dimaksudkan oleh nabi adalah umatnya di akhir zaman. Umat ini tidak pernah melihat Nabi Muhammad Saw tetapi mereka beriman dan mencintai Nabi Muhammad. Kepada merekalah nabi mengalamatkan kerinduannya dan ingin bisa bertemu.
Ada yang berbeda pada peringatan tahun ini dari tahun-tahun sebelumnya. Jika selama ini peringatam mauled nabi diperingati di dua tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang bersamaan maka pada tahun ini peringatan maulid nabi digelar dalam satu kegiatan bersama, dalam satu tempat dan waktu yang bersamaan.
Pengajian kali ini juga terdapat nuansa yang tak biasa dengan dekorasi yang menonjol dari Telur Merah yang ditusukkan pada batang bilah bambu. Telur merah atau ndok abang merupakan salah satu bagian atau ciri khas dari tradisi peringatan Maulid Nabi di lingkungan Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Telur merah dihias dan ditusuk bambu kemudian disusun dalam wadah yang disebut jodhang. Tradisi ini memiliki makna simbolis dalam ajaran Islam seperti iman, Islam, dan ikhsan. Cangkang telur melambangkan ‘iman’. Putih telur sebuah perlambang dari ‘Islam’. Kuning telur melambangkan ‘ikhsan’. Bilah bambu melambangkan ketaqwaan dan hiasan bunga kertas melambangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.