Di luar gerbang hiruk-pikuk kesibukan manusia
Di antara pertanyaan yang sering muncul
Rak-rak ilmu yang bersusun tinggi
Berdiri tenang dan bersua sunyi membentang menjadi jawabannya
Bukan emas dan permata yang kau jaga
Melainkan seribu jendela dunia dalam rupa aksara
Cahaya yang kau sulut sering tak berjejak,
Seolah jasamu adalah sunyi yang tak perlu teriak
Namun di balik matamu, peta ilmu tersimpul utuh
Setiap buku adalah anak yang kau rawat dengan bening
Kau hafal letak buku keilmuan, sains, sampai dengan hiburan
Aksara yang kami baca tanpa sadar telah menjelma nyawa
Bukan suara, namun senyummu yang paling ramah
Meredakan ragu di ambang pintu ruangan
Kau sambut pencari, tanpa tanya tujuan
Cukup dengan isyarat pada rak-rak kebijaksanaan
Kau bukan hanya penyusun dan pencatat buku
Namun pemandu jiwa di samudra waktu
Membuka gerbang dari kertas dan tinta
Agar akal dan nurani kami tak pernah buta
Di tengah badai data yang riuh tak terukur
Ruangan yang damai, wangi dan sunyilah kami berlabuh
Pustakawan, kau adalah jembatan sunyi nan kokoh
Menghubungkan masa lalu, kini, dan ilmu yang tak akan rapuh.